0 items in your shopping cart

No products in the cart.

Dampak Virus Corona Covid-19 pada dunia Forex dan Broker

Akhir-akhir ini dunia sedang dilanda Wabah dari serangan Virus Corona atau Covid-19, yang mana dampak daripada Virus ini tentu bermacam2 pada sisi broker yang Anda gunakan.

Adapun dampak dari Coronavirus atau Covid-19 yang mungkin bisa terasa adalah pada sisi berikut ini

  • Respond dari layanan broker yang Mungkin bisa sedikit lebih lambat, karena ada beberapa karyawannya yang tidak masuk bekerja ataupun bekerja dari rumah
  • Peningkatan volatilitas / pergerakan pada market yang tidak sebagaimana mustinya, yaitu pasar lebih sering bergerak Hectic ataupun tidak beraturan
  • Banyak terjadi berita-berita mendadak di pasar yang bisa berpengaruh pada market
  • Leverage broker berubah menjadi lebih rendah, yang mana untuk mengurangi dampak volatilitas market

Tetapi secara umum perusahaan broker Anda akan baik-baik saja, karena trading forex berbeda dengan saham , yang mana saham hanya bisa 1 arah Buy saja, sedangkan Forex bisa dilakukan secara 2 arah Buy ataupun Sell, sehingga pergerakan naik ataupun turun tetap dapat dimanfaatkan untuk mencari peluang keuntungan.

Berikut adalah beberapa tips trading untuk situasi wabah Coronavirus ini

Dalam trading, mengetahui kondisi pasar tentunya merupakan hal yang penting. Hal ini karena seorang trader harus memilih strategi trading yang cocok untuk kondisi pasar tertentu. Kebanyakan trader biasanya lebih suka trading pada pasar yang trending. Sebaliknya pasar yang sedang dalam kondisi konsolidasi atau ranging merupakan pasar yang seringkali dihindari oleh para trader forex tertentu. Tetapi tidak semuanya itu buruk, sideways juga bisa menghasilkan profit jika dilakukan pada saat yang tepat, terutama memanfaatkan situasi wabah Covid-19 ini.

Tetapi bagi Anda yang menerapkan ingin strategi trading Scalping, maka cara ini akan lebih efektif.

Cara Efektif untuk Trading Ketika Pasar Konsolidasi

Saat kondisi pasar tidak banyak bergerak atau konsolidasi, para trader tentunya akan cenderung berhenti untuk trading dan memilih kembali lagi jika trend sudah kembali muncul. Akan tetapi, meski tips yang terbaik adalah menunggu, sebenarnya terdapat beberapa cara yang bisa dibilang cukup efektif untuk mendapatkan keuntungan saat pasar sedang dalam kondisi konsolidasi. Langsung saja simak beberapa cara efektif trading ketika pasar konsolidasi berikut ini:

  1. Mengenali Konsolidasi dan Kontinuitas

Salah satu kesalahan yang seringkali dilakukan oleh trader adalah mencari trend dalam setiap chart. Sampai-sampai para trader seringkali tidak sadar jika trend tersebut sebenarnya sudah lenyap karena pasar sedang konsolidasi atau sideaway. Selain itu seorang trader juga diharuskan untuk bisa mengenali konsolidasi dan kontinuitas dalam price action.

Hal ini karena setelah konsolidasi berakhir biasanya harga akan breakout dan waktu tersebut sangatlah startegis untuk kembali trading. Konsolidasi sendiri biasanya sering terjadi setelah adanya pergerakan naik atau penurunan yang besar. Sebagai contoh, apabila harga mempunyai kemungkinan akan bergerak naik, setelah itu akan memasuki periode konsolidasi dan akhirnya bergerak sideaway.

Setelah periode konsolidasi dan sideaway tersebut maka akan ada periode yang umumnya disebut dengan kontinuitas atau continuation. Seperti artinya, kontinuitas adalah berlanjut, yaitu saat harga mengalami breakout setelah periode konsolidasi sideaway dan terus berlanjut ke arah yang sama, di mana harga tersebut akan diperdagangkan sebelum akhirnya memasuki periode konsolidasi.

Periode kontinuitas biasanya merupakan salah satu waktu yang paling baik untuk kembali ke pasar. Hal ini karena harga dapat membentuk pergerakan yang lebih baik daripada anda trading dalam pasar yang sideaway

  1. Menunggu Harga Breakout Terbaik dalam Pasar yang Choppy

Kadang-kadang pasar juga dapat menjadi sangat choppy dan bergerak dalam range sideaway yang messy. Keadaan pasar yang seperti ini bisa dibilang memiliki resiko yang tinggi. Trader yang belum memiliki pengalaman cukup, sering kali akan terjebak dalam probabilitas perdagangan yang rendah, karena harga biasanya diperdagangkan di dalam area yang sama dan hanya bisa bergerak naik turun saja dan secara tidak beraturan tanpa adanya ground.

Tipe market yang seperti ini memiliki hubungan sangat erat dengan pergerakan harga yang sedang terkonsolidasi. Dalam beberapa kasus, saat harga bergerak ke fase konsolidasi, maka pergerakan naik turunnya akan berakhir dengan sangat ketat, tanpa memiliki celah untuk trading. Pilihan terbaik yang bisa dilakukan pada saat kondisi pasar yang seperti ini adalah dengan tidak memaksa untuk trading. Jadi biarkan saja market berbuat sesukanya, hingga terjadinya break naik dan turun. Apabila break tersebut telah terbentuk, maka para trader dapat mulai trading dengan break dan momentum yang baru.

  1. Memakai Pola Trading Triangle

Pola triangle merupakan pola trading horizontal. Pada awal pembentukannya, triangle ada di posisi yang paling lebar, lalu range trading mulai menyempit karena pasar bergerak secara sideaway (tenang). Dari situlah kemudian titik-titik tersebut akhirnya membentuk segitiga atau triangle. Dalam chart trading, garis bawah dari segitiga akan mewakili support, sedangkan garis atas dari segitiga akan mewakili sisi overbought pasar di mana seorang investor akan menarik keuntungan atau profitnya.

Sebagai contoh, misalnya anda trading pada pair AUD/USD, awalnya anda akan menentukan dahulu support dan resistancenya dengan cara menghubungkan grafik paling tinggi dan paling rendah yang terjadi dalam grafik sebelumnya. Setelah itu, anda bisa menerapkan cara trading triangle yang pasif dengan menunggu pasangan pair AUD/USD tersebut sampai menuju ke titik breakout dari area support dan resistennya saat itu. Dengan menggunakan cara tersebut, anda dapat dengan lebih mudah memasang sell pada level support dan buy di level resistance.

Dari metode diatas, sangat cocok digunakan untuk pasar yang sedang tenang, dengan menggunakan cara2 scalping yang bisa dilakukan pada saat tengah malam.

Tetapi apabila Anda menyukai yang tipe trend, maka berikut tipsnya

Trader trend merupakan trader yang berusaha mendapatkan keuntungan atau profit dengan cara menganalisa momentum pergerakan harga ke suatu arah tertentu. Para Trend Trader ini seringkali disebut dengan Trend-Follower. Mereka biasanya akan melakukan open posisi long di saat harga mengarah ke atas (uptrend) atau posisi short ketika harga sedang bergerak ke bawah (downtrend).

Meski begitu, para trader trend ini seringkali mengalami dilema untuk cara exit posisi. Hal ini karena, saat seorang trader memutuskan untuk menggunakan pendekatan trend following sebagai karir tradingnya maka kebanyakan dari mereka akan kebingungan tentang cara untuk exit posisi. Nah, berikut ini adalah 3 cara exit posisi yang tepat untuk trader trend:

  1. Menentukan Terget Profit untuk Trader Trend

Cara exit posisi ini haruslah diawali dengan penetuan dari target profit. Untuk menentukan target profit sendiri, banyak sekali tools dan indikator yang dapat digunakan, misalnya dengan cara berikut ini:

  • Fibonacci Extension

Fibonancci extension ini pada dasarnya dikembangkan dengan menggunakan pendekatan Equal Wave namun lebih mudah untuk bisa disesuaikan dengan kondisi pasar. Fibonacci Extension adalah kepanjangan dari level-level Fibonacci Retracement. Beberapa level kunci pada Fibonacci Extension ini sesudah terjadinya sebuah trend, maka target profit yang biasanya diambil adalah dari titik 61.8% dan 100%.

  • Pivot Points

Pivot Points ini dapat menjadi lebih efektif jika digunakan menentukan exit posisi untuk trader jangka pendek saja.  Namun sebenarnya trader jangka panjang juga dapat memanfaatkan pivot points ini dengan menggunakan pivot mingguan atau weekly pivots atau pivot bulanan atau monthly pivot.

Pivot points sendiri terbentuk dari level-level harga open, high, low, close dalam satu periode waktu yang selanjutnya biasanya akan dikalkulasi untuk memunculkan level R2, R1, Pivot, S1, dan S2. Dalam keadaan pasar yang sedang uptrend, maka target biasanya akan dipatok berdasarkan R1 dan R2. Sedangkan untuk downtrend, S1 dan S2 akan digunakan sebagai patokan untuk menentukan target profit.

  1. Exit Posisi untuk Melindungi Profit

Saat menetapkan target yang jauh sampai dengan ratusan pips dari harga pembukaan, maka trader pengikut trend harus siap menanggung resiko harga akan berbalik. Meskipun tetap saja boleh berharap harga akan terus berlanjut non stop sesuai dengan arah trend dasarnya, namun kenyataanya tidak ada reli yang bisa dibilang terus mulus.

Andapun juga tidak akan pernah tahu kapan harga akan mengalami pembalikan. Dalam hal ini, maka anda bisa mengambil langkah-langkah protektif yang umumnya bisa dilakukan dengan dua cara yaitu:

  • Menggeser Stop Loss secara manual setelah harga bergerak melampaui level entry, supaya minimal dapat BreakEven atau dapat melindungi keuntungan yang sudah didapatkan.
  • Memasang Trailing Stop ketika anda melakukan open Order

Salah satu dari dua hal tersebut tentunya perlu anda jadikan sebagai bagian dari rencana cara exit posisi yang dibuat oleh seorang trader trend sejak sebelum melakukan open posisi.

  1. Exit Posisi dengan Mentaati Sistem dan Bersabar

Terdapat beberapa hal yang meskipun bisa dibilang sudah umum, namun kadang-kadang malah dilupakan oleh para trader. Salah satunya adalah jika anda tidak perlu mengambil semua peluang trading yang ada dan muncul dalam platform trading. Misalnya saja terdapat 10 sinyal trading yang ada dalam sehari, maka hal ini tidak berarti jika anda harus melakukan open posisi sebanyak 10 kali tentunya.

Kenyataanya, bahkan seorang trader terkenal seperti Jesse Livemore mengatakan “ hasrat untuk bisa terus beraksi tanpa peduli bagaimana keadaan yang mendasari telah mengakibatkan banyak sekali loss di Wall Street, bahkan diantara banyaknya trader profesional yang merasa mereka harus mendapatkan uang setiap harinya, seolah-olah mereka bekerja untuk mendapatkan gaji biasa”

Jadi, pastikan anda tidak terburu nafsu. Hal ini karena seorang trader trend sebenarnya tidak perlu melakukan hal seperti buka-tutup posisi setiap kali harga sedang dalam kondisi reli mengalami koreksi, meskipun yakin harga pasti trending ke suatu arah tertentu. Ingatlah untuk bisa mengambil peluang trading dengan potensi risk/reward yang paling optimal adalah dengan cara bersabar dan mentaati sistem.

Demikian juga, tidak perlu terlalu berambisi untuk mengejar akhir dari trend, tapi close saja posisi anda apabila sistem trading telah mengingatkan untuk berhenti, karena sudah waktunya trend berbalik atau karena adanya sebab lain. Cara exit posisi ini sendiri sebenarnya cukup sederhana, hanya saja, psikologis traderlah yang sering tergoda untuk tidak disiplin ini perlu dijinakkan.

 




Terms of Use | Privacy Policy | Disclaimer | Kemitraan | Tradepay | Hubungi Kami

 

Foreign exchange trading carries a high level of risk that may not be suitable for all investors. Leverage creates additional risk and loss exposure. Before you decide to trade foreign exchange, carefully consider your investment objectives, experience level, and risk tolerance. You could lose some or all of your initial investment; do not invest money that you cannot afford to lose. Educate yourself on the risks associated with foreign exchange trading, and seek advice from an independent financial or tax advisor if you have any questions. Any data and information is provided 'as is' solely for informational purposes, and is not intended for trading purposes or advice. Past performance is not indicative of future results.